Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

Banjir Bandang di Afrika Selatan: 443 Orang Tewas, Warga Terdampak: ''Kami Trauma Lihat Hujan''

Banjir bandang melanda Provinsi KwaZulu-Natal (KZN) di Afrika Selatan pada pertengahan April 2022.

Dok. Pemerintah Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan via floodlist.com
Banjir bandang di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan pada pertengahan April 2022. 

TRIBUNTERNATE.COM - Banjir bandang melanda Provinsi KwaZulu-Natal (KZN) di Afrika Selatan pada pertengahan April 2022.

Banjir diakibatkan oleh hujan lebat yang turun dalam beberapa hari terakhir.

Tercatat ada lebih dari 440 orang tewas akibat bencana ini.

Sementara tim penyelamat masih melakukan pencarian terhadap puluhan orang yang dilaporkan hilang, Minggu (17/4/2022).

Banjir bandang menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, memutus aliran listrik dan layanan air, serta mengganggu aktivitas di salah satu pelabuhan tersibuk di Afrika, Durban.

Dikutip dari Channel News Asia, seorang pejabat ekonomi daerah itu memperkirakan kerugian infrastruktur secara keseluruhan mencapai lebih dari 10 miliar rand atau 684,6 juta juta dolar AS.

Kepala Provinsi (Premier) KwaZulu-Natal, Sihle Zikalala, mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 443, sementara 63 orang lainnya belum ditemukan.

Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Tahun 2022 Diperkirakan akan Menjadi Tahun Terpanas di Bumi

Baca juga: Akibat Krisis Iklim, Dunia Kini Hadapi Ancaman Gelombang Panas yang Tak Tertahankan

Baca juga: Disebut sebagai Ancaman Kesehatan Terbesar bagi Manusia, WHO Peringatkan Bahaya Perubahan Iklim

Di beberapa daerah yang terkena dampak terburuk, para penduduk mengaku merasa takut dengan hujan deras, yang diperkirakan akan turun pada Minggu.

Beberapa orang tengah menanti berita tentang orang-orang terkasih mereka yang dilaporkan hilang.

"Kami tidak kehilangan harapan. Meskipun kami terus-menerus khawatir karena hari-hari terus berlanjut," kata Sbongile Mjoka, warga desa Sunshine di wilayah eThekwini.

Sbongile sendiri kehilangan keponakannya yang berusia 8 tahun selama beberapa hari.

"Kami trauma melihat hujan," kata Mjoka, 47, kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa rumahnya mengalami kerusakan parah.

Di daerah semi-pedesaan terdekat, tiga anggota keluarga Sibiya tewas tertimpa dinding kamar tempat mereka tidur yang runtuh.

Sementara, Bongeka Sibiya yang berusia 4 tahun masih hilang.

"Semuanya adalah pengingat yang keras tentang apa yang hilang dari kami, dan fakta tidak dapat menemukan (Bongeka) sangat menghancurkan, karena kami tidak dapat berduka atau sembuh. Pada tahap ini kami dibiarkan merasa kosong," kata Lethiwe Sibiya, 33, kepada Reuters.

Baca juga: Darurat Iklim, Kebakaran Hutan Terjadi di Berbagai Wilayah di Dunia, dari Turki hingga California

Baca juga: Krisis Iklim, PBB Peringatkan Manusia Timbulkan Dampak yang Tak Dapat Diubah Lagi bagi Bumi

Pihak Kantor Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, mengatakan pada Sabtu malam bahwa Cyril telah menunda kunjungan kerja ke Arab Saudi untuk fokus pada bencana tersebut.

Cyril Ramaphosa akan bertemu dengan para menteri kabinet sebagai langkah tanggap bencana terhadap krisis tersebut.

Premier KZN Sihle Zikalala mengatakan dalam konferensi pers yang disiarkan televisi bahwa banjir tersebut termasuk yang terburuk dalam sejarah provinsi yang tercatat.

"Kita perlu mengumpulkan keberanian kolektif dan mengubah kehancuran ini menjadi kesempatan untuk membangun kembali provinsi kita," katanya.

"Orang-orang KwaZulu-Natal akan bangkit dari kekacauan ini," tandas Sihle.

Banjir bandang di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan pada pertengahan April 2022.
Banjir bandang di Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan pada pertengahan April 2022. (Dok. Pemerintah Provinsi KwaZulu-Natal, Afrika Selatan via floodlist.com)

Baca juga: KPK Yakin Lili Pintauli Siregar Kooperatif Soal Kasus Dugaan Gratifikasi MotoGP Mandalika 2022

Baca juga: Kisah Warga Palestina Lindungi Masjid Al Aqsa Saat Diserang Israel, Minta Bantuan Lewat Speaker

Hujan Intensitas Tertinggi selama 60 Tahun Terakhir

Hujan di wilayah Provinsi Kwazulu-Natal bermula pada Senin (11/3/2022) malam dan membanjiri pemukiman, merusak rumah, menggenangi jalanan, dan memaksa ratusan orang untuk mengungsi.

Pihak berwenang di Afrika Selatan melaporkan bahwa curah hujan kali ini mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lebih dari 60 tahun.

Akibat banjir, sejumlah jembatan runtuh, berbagai bangunan mengalami kerusakan parah, serta merusak sedikitnya 248 sekolah, dikutip dari Al Jazeera.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (13/4/2022) pekan lalu, pemerintah Provinsi Kwazulu-Natal telah mengatakan jumlah korban tewas dapat meningkat dalam beberapa hari ke depan.

Tim penanggulangan bencana sedang mengevakuasi orang-orang di daerah-daerah yang mengalami tanah longsor dan bangunan-bangunan runtuh, kata Departemen Tata Kelola Koperasi dan Urusan Tradisional (COGTA) provinsi KZN pada Selasa (12./4/2022)

Puluhan rumah terseret banjir dan beberapa ruas jalan yang rusak, menghambat operasi transportasi dan proses penyelamatan.

Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan diminta untuk memberikan dukungan udara jika diperlukan, kata pernyataan COGTA.

Hujan di KwaZulu-Natal juga membanjiri bendungan dan melebihi kapasitasnya, sehingga tidak memungkinkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air di utilitas listrik Eskom, kata Chief Executive Officer COGTA Andre de Ruyter dalam sebuah briefing online.

Layanan logistik dan pengangkutan terbesar Afrika Selatan Transnet, yang mengoperasikan Pelabuhan Durban, menghentikan operasi di seluruh terminalnya di sana karena banjir merusak jalanan dan menghalangi akses ke terminal, kata Andre dalam sebuah pernyataan.

Layanan Cuaca Afrika Selatan menolak untuk mengaitkan curah hujan saat ini dengan perubahan iklim, tetapi mengatakan peristiwa hujan lebat seperti itu bisa terjadi lebih umum.

Sumber: Channel News Asia, Al Jazeera

(TribunTernate.com/Rizki A.)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved