Virus Corona
Seorang Warga Inggris Terdeteksi Positif Covid-19 Selama Setahun Lebih Lalu Wafat, Apa Sebabnya?
Dokter di Inggris telah mengidentifikasi orang pertama di dunia yang menyimpan Covid-19 di dalam tubuhnya selama 505 hari atau lebih dari setahun.
TRIBUNTERNATE.COM - Baru-baru ini, para dokter di Inggris telah mengidentifikasi orang pertama di dunia yang menyimpan virus corona di dalam tubuhnya selama lebih dari setahun.
Pasien yang memiliki daya tahan rubuh lemah itu terinfeksi Covid-19 pada tahun 2020 dan dinyatakan positif selama 505 hari sebelum akhirnya meninggal dunia.
Hal ini membuat para dokter di Inggris menyerukan dan mendesak perawatan baru yang digunakan untuk membersihkan infeksi Covid-19 persisten.
Sebelumnya, telah ada satu kasus pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 terlama, yakni selama 335 hari.
Pasien tersebut adalah orang Amerika penyintas kanker yang berusia 40-an dan hasil tesnya positif selama 335 hari.
Padahal, Covid-19 biasanya bertahan selama 10 minggu atau lebih, tetapi dua pasien tersebut terinfeksi virus corona selama lebih dari setahun.
Baca juga: Penerima Vaksin Covid-19 Janssen J&J Satu Dosis Boleh Langsung Booster dengan Vaksin Moderna
Baca juga: Inggris hingga Amerika Serikat, Sejumlah Negara Masuk Daftar Musuh yang Dirilis Rusia
Baca juga: Hari Bumi 22 April 2022 Terpampang di Google Doodle, Tampilkan Dampak Perubahan Iklim
Pada musim panas lalu, dokter di Bristol, Inggris juga mengungkapkan adanya kasus di mana seorang pasien berusia 72 tahun Dave Smith dites positif selama hampir 10 bulan.
Para peneliti di King's College London dan Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust kemudian memantau sembilan pasien dengan infeksi Covid-19 persisten, untuk melihat bagaimana virus berevolusi selama virus tersebut menyerang mereka.
Kesembilan pasien itu diketahui memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena masing-masing dari mereka pernah melakukan transplantasi organ, mengidap HIV, kanker atau sedang menjalani terapi untuk penyakit lain.
Sebagai informasi, pasien Covid-19 dengan sistem kekebalan yang lemah sangat rentan terhadap infeksi virus corona yang berlangsung lama.
Hasilnya, empat dari sembilan pasien tersebut meninggal di mana 30 hingga 50 persennya disebabkan oleh Covid-19.
Infeksi persisten juga dapat menjadi sumber varian Covid-19 baru karena virus memperoleh mutasi baru saat berkembang pada pasien.
"Orang-orang ini tampaknya memiliki hasil yang sangat buruk saat mereka terinfeksi secara terus-menerus," kata Dr Luke Blagdon Snell, seorang peneliti klinis di Guy's, dikutip dari The Guardian, Jumat (22/4/2022).
"Ada keharusan untuk mengembangkan perawatan yang lebih baik untuk membersihkan infeksi demi kebaikan pasien sendiri."
"Hal ini mungkin juga memiliki manfaat tambahan untuk mencegah munculnya varian (baru), tetapi itu belum jelas," imbuhnya.

Baca juga: Penerima Vaksin Sinovac Lebih Mungkin Terinfeksi Covid-19 & 5 Kali Lipat Berisiko Alami Gejala Parah