Kisah, Cerita dan Keluh Kesah Tukang Bentor di Morotai
Berikut ini kisah, cerita dan keluh kesah para tukang Bentor di Pulau Morotai, Maluku Utara
Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM, MOROTAI - Siapa tak kenal Becak Motor alias Bentor, salah satu moda transportasi umum.
Yang masih dipergunakan warga dalam bepergian, tak terkecuali di Pulau Morotai, Maluku Utara.
Di Pulau Morotai, Bentor masih menjadi transportasi andalan warga, selain mobil angkutan umum.
Sama seperti motoris yang menunggangi Speedboat, sopir yang membawa mobil.
Baca juga: Diduga Lakukan Penipuan, Sopir Lintas Antar Kabupaten Ditangkap Polisi di Ternate
Tukang Bentor juga bertugas membawa penumpang, dari satu tempat ke tempat lain.
Selain itu, tukang bentor juga harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan penumpang.
Serta menjaga kondisi Bentornya, agar selalu dalam kondisi prima.
Sebelum dikenal seperti sekarang, pada tahun 2000, warga Pulau Morotai masih mengenal Becak.
Becak merupaan transportasi tradisional, yang populer di beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.
Bentuknya mirip sepeda, namun memiliki kursi di bagian belakang, yang dapat menampung penumpang.
Becak biasanya ditarik oleh manusia, yang memanfaatkan pedal untuk menggerakkan roda.
Namun ada juga jenis Becak, yang ditarik oleh sepeda motor atau mesin lainnya yang kini dinamakan Bentor.
Sekarang ini, Bentor menjadi transportasi yang cukup populer, bagi warga Pulau Morotai.
Yang mana para tukang Bentor, memiliki komunitas khusus di Pusat Kabupaten.
Bahkan keseharian para tukang Bentor sangatlah aktif, dibandingkan dengan moda transportasi lain.
Itu terlihat para tukang Bentor telah parkir di Pasar CBD, di Kantor Bupati, dan di sekolah-sekolah.
Selain menunggu penumpang, mereka juga menerim jasa antar-jemput dari rumah ke kantor PP.
Anton salah satunya, di mana ia mengaku sudah menggeluti, profesi sebagai tukang Bentor sejak lama.
"Sejak lama jadi tukang Bentor, mumpung saya ada kios kecil, jadi istri jaga saya bekerja tukang bentor ini, "katanya.
Menurutnya pria asal Buton ini, di bulan Ramadhan seperti sekarang, penumpang cukup stabil.
"Kalau pagi, kita pasti antar jemput anak-anak sekolah, dan pegawai kalao pergi kantor."
"Kalau sore penumpang banyak, karena banyak ke pasar, jadi boleh lah untuk kebutuhan sehari-hari, "ujarnya.
Sementara Ipul mengisahkan, bekerja sebagai tukang Bentor sudah lama masih zaman Becak.
Dikatakannya, waktu Plau Morotai bagian dari Halmahera Utara, ia sudah bekerja sebagai tukang becak, hingga berubah menjadi Bentor.
Baca juga: Selama Ramadan, Petugas Kebersihan di Halmahera Selatan Kerja Malam Hari
"Saya sudah lama, dari zaman becak lagi di Tobelo sampai ke Morotai, lalu jadi tukang Bentor, "kisahnya.
Di lain sisi, Anto mengeluhkan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Bentor sudah bagus, tapi harga BBM bikin kami hancur, "keluhnya singkat. (*)
Mengenal Lebih Dekat Muhammad Assyura Umar, Kabid Pemerintahan Desa DPMD Maluku Utara |
![]() |
---|
UKM Jadi Penopang Ekonomi Daerah, Pemprov Maluku Utara Beri Stimulus Alat Penunjang |
![]() |
---|
Siap Edar 30 Botol Cap Tikus, IRT Asal Manado Ditangkap Polsek Ternate Selatan |
![]() |
---|
Dispar Maluku Utara Dorong Sertifikasi Pemandu Selam Lewat Pelatihan |
![]() |
---|
Anggota DPRD Malut Iswanto Dorong Integrasi Program Infrastruktur Air Antar Lembaga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.