Nelayan di Ternate Bersih-bersih Sampah Pesisir, Ada Skema Bisnis yang Dikembangkan KKP
Nelayan di Kota Ternate bersih-bersih sampah di pesisir pantai, ada skema bisnis yang dikembangkan kementerian kelautan dan perikanan (KKP)
Penulis: Sansul Sardi | Editor: Munawir Taoeda
TRINUNTERNATE.COM,TERBATE - Upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mewujudkan lima program strategi.
Atas kebijakan ekonomi berkelanjutan atau ekonomi biru, di sektor kelautan dan perikanan.
Program tersebut diantaranya, pertama terkait perluasan kawasan konservasi.
Kedua penangkapan ikan terukur, ketiga pengembangan budidaya berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca juga: Soal Tak Berkantor Selama 2 Bulan, Ketua DPRD Morotai Rusminto Pawane Pilih Bungkam
Keempat, pengawasan pengelolaan sumber daya di pesisir dan pulau-pulau kecil.
Kelima, gerakan partisipasi nelayan dalam membersihkan sampah laut.
Program KKP itu kemudian diimplementasikan pada 18 Kabupaten/Kota di Indonesia, salah satunya Kota Ternate.
Namun dari lima program itu, salah satunya gerakan partisipasi nelayan dalam membersihkan sampah laut.
Yang ditangani 70 nelayan Kota Ternate, tersebar di Kelurahan Kayu Merah dan Kelurahan Jambula.
Di aman nelayan dijadikan semacam agen atau satgas pembersih sampah laut, serta dibentuk dalam kelompok.
Di Kelurahan Jambula melebihi satu kelompok, sementara di Kelurahan Kayu Merah hanya satu kelompok bernama KUB Bulan Cinta Laut (BCL).
Pejabat Kelurahan Kayu Merah, Asri Bailusy intens mendampingi para nelayan.
Asri mengatakan, setelah mengsosialisasikan program tersebut, Kota Ternate dipilih KKP.
Karena representatif memiliki bentang laut luas, dan banyak warga yang berprofesi sebagai nelayan.
"Lokasi Kelurahan Kayu Merah dan Kelurahan Jambula, dijadikan sebagai perwakilan program KKP."
"Terutama menyangkut gerakan partisipasi nelayan, dalam membersihkan sampah laut, "katanya, Minggu (27/8/2023).
Menurutnya, dalam menjalankan program, KKP berupaya memberikan multiplayer effect dari segi ekonomi.
Sampah-sampah yang dikumpulkan tidak ditumpuk, dan berakhir di tempat pembuangan begitu saja. Namun berupaya membangun skema bisnis.
"Caranya dengan menggandeng stakeholder lainnya. Sampah bernilai ekonomis akan dijual ke bank sampah, pengepul atau offtaker lainnya, "bebernya.
Sementara residu yang tidak dapat diuangkan, akan dibawa oleh petugas DLH Kota Ternate, untuk ditangani sebagaimana mestinya.
"Artinya, KKP memfasilitasi untuk menghubungkan antar lini. Untuk harga sampah yang dijual nanti mengikuti harga pasar, "jelasnya.
Lanjutnya, dalam sosialisasi itu, KKP berharap dapat dijadikan embrio untuk menumbuhkan kesadaran.
Baca juga: Ditreskrimum Polda Maluku Utara Beri Kuliah Umum ke Mahasiswa Unkhair Ternate
Dalam menjaga kelestarian laut, sehingga tangkapan nelayan juga bisa meningkat.
"KKP menginginkan dari 70 agen itu, bisa menularkan pemahaman kepada nelayan lain, "pungkas Lurah Kayu Merah.
Sekedar diketahui, program KKP ini dicetuskan sejak 5 Juli sampai dengan 14 September 2023. (*)
Dukung Evaluasi Pejabat Pemprov Malut, Muksin Amrin: Copot yang Tak Kompeten dan Terlibat Kasus |
![]() |
---|
Emas Galeri 24 dan Antam Turun, UBS? Ini Harga serta Buyback di Pegadaian Jumat 8 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Fraksi Hanura Dukung Gubernur Maluku Utara Sherly Laos Evaluasi Pejabat |
![]() |
---|
Lihat Harga dan Buyback Emas Antam Naik Berapa Hari Ini, Jumat 8 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Belajar dari Bali, Sherly Laos Ingin Bangun Pusat Budaya Terpadu di Maluku Utara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.