Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Lipsus Ternate Darurat Miras

Cerita Peminum dan Penjual Miras di Ternate: Kalau Lolos Untung, Kalau Dirazia Buntung

Cerita peminum dan penjual Miras di Kota Ternate, Maluku Utara: kalau lolos untung, kalau dirazia buntung

Penulis: Randi Basri | Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Randi Basri
MIRAS: Dua IRT yang diamankan Sat Sabhara Polres Ternate akibat jual Miras jenis cap tikus, Jumat (11/11/2022). 

TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Kota Ternate, Maluku Utara bisa dikategorikan darutat minuman keras (Miras).

Bagaimana tidak, peredaran dan penjualan minuman beralkohol itu sangat masif terjadi.

Itu terlihat dari aparat Kepolisian yang selalu menggagalkan penyelundupan, dan menangkap penjualnya.

TribunTernate.com berhasil berbincang, dengan penjual dan peminum belum lama ini.

Baca juga: Darurat! Hampir Setiap Hari Polisi di Ternate Razia Cap Tikus Hingga Miras Bermerk Asal China

Baca juga: Polsek Oba Utara Kembali Gagalkan Penyelundupan Cap Tikus ke Halmahera Tengah

Dari pengakuan ini, terungkap informasi yang mungkin membuat Tribunners sedikit tercengang.

1. Penggakuan Dari Pengedar Miras

HUKUM: Seorang IRT di Ternate, maluku Utara ditangkap karena jual Miras berbagai jenis, Senin (4/12/2023).
Sejumlah IRT di Kota Ternate, Maluku Utara ditangkap karena jual Miras berbagai jenis

Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) insial M (42) dari Desa Tedeng, Halmahera Barat harus berurusan dengan pihak Kepolisian.

Bagaimana tidak, dia diamankan bersamaan ratusan Miras yang hendak akan dipasoknya ke Kota Ternate.

M menceritakan bisnisnya, ia mengaku usaha yang dijalankan sudah berulang kali dijalankan.

Barang yang diambil ini kata M, sudah di pesan lebih awal ke produsen yang ada di Kota Manado.

Di Kota Manado, Miras dijual Rp 1.200.000 per gelong. Jika lolos, maka kembali ia dijual dengan harga Rp 50.000 per botol.

"Begitu barangnya sampai, baru saya pisah ke kemasan botol dan plastik, "kata M saat berbincang dengan TribunTernate.com.

Bahkan M mengaku, setiap transaksi, produsen meminta dibayar lebih dulu.

"Kalau barang datang dan lolos, ya sukur, tapi kalau diamankan, itu resiko, "ucapnya.

Bisnis ini ia lakukan untuk menutupi kebutuhan, dan menjadi mata pencahariannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved