Lipsus Ternate Darurat Miras
Cerita Peminum dan Penjual Miras di Ternate: Kalau Lolos Untung, Kalau Dirazia Buntung
Cerita peminum dan penjual Miras di Kota Ternate, Maluku Utara: kalau lolos untung, kalau dirazia buntung
Penulis: Randi Basri | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Kota Ternate, Maluku Utara bisa dikategorikan darutat minuman keras (Miras).
Bagaimana tidak, peredaran dan penjualan minuman beralkohol itu sangat masif terjadi.
Itu terlihat dari aparat Kepolisian yang selalu menggagalkan penyelundupan, dan menangkap penjualnya.
TribunTernate.com berhasil berbincang, dengan penjual dan peminum belum lama ini.
Baca juga: Darurat! Hampir Setiap Hari Polisi di Ternate Razia Cap Tikus Hingga Miras Bermerk Asal China
Baca juga: Polsek Oba Utara Kembali Gagalkan Penyelundupan Cap Tikus ke Halmahera Tengah
Dari pengakuan ini, terungkap informasi yang mungkin membuat Tribunners sedikit tercengang.
1. Penggakuan Dari Pengedar Miras

Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) insial M (42) dari Desa Tedeng, Halmahera Barat harus berurusan dengan pihak Kepolisian.
Bagaimana tidak, dia diamankan bersamaan ratusan Miras yang hendak akan dipasoknya ke Kota Ternate.
M menceritakan bisnisnya, ia mengaku usaha yang dijalankan sudah berulang kali dijalankan.
Barang yang diambil ini kata M, sudah di pesan lebih awal ke produsen yang ada di Kota Manado.
Di Kota Manado, Miras dijual Rp 1.200.000 per gelong. Jika lolos, maka kembali ia dijual dengan harga Rp 50.000 per botol.
"Begitu barangnya sampai, baru saya pisah ke kemasan botol dan plastik, "kata M saat berbincang dengan TribunTernate.com.
Bahkan M mengaku, setiap transaksi, produsen meminta dibayar lebih dulu.
"Kalau barang datang dan lolos, ya sukur, tapi kalau diamankan, itu resiko, "ucapnya.
Bisnis ini ia lakukan untuk menutupi kebutuhan, dan menjadi mata pencahariannya.
Walaupun begitu, ia pasrah jika barang bisnisnya (Miras) diamankan pihak berwajib.
"Bukan hanya saya yang jual, ada banyak yang juga geluti bisnis ini."
"Seperti saya bilang tadi, kalau lolos ya sukur dan kita untung, "tandasnya.
2. Oknum Aparat Penegak Hukum Dibalik Bisnis Miras

Nampaknya upaya pemberantasan mata rantai peredaran Miras, terus dilakukan pihak terkait.
Namun begitu, terus saja Miras dipasok oleh orang tidak bertanggung jawab, demi memuaskan bisnisnya.
Bagaimana tidak, Kota Ternate menjadi salah satu kota titik pemasok Miras terbanyak.
Itu terbukti setiap ada penyuludupan Miras, yang terus digagalkan setelah masuk ke Kota Ternate.
Tak hanya itu, dibalik barang haram tersebut, ada oknum aparat penegak hukum yang berbisnis.
Itu terungkap dari mulut IRT inisial M (penjual Miras,red), di mana ia mengaku dibalik bisnis ini ada keterlibatan oknum.
"Ada oknum anggota juga yang jual, jadi bukan saja masyarakat yang ikut bisnis ini, "ungkap M.
Diceritakan, ada salah satu oknum aparat penegak hukum berinisial S, yang juga berbisnis Miras.
Bahkan barang milik oknum tersebut, juga sempat diamankan pihak berwajib.
"Barangnya (Miras,red) ditangkap Polisi, saat masuk ke Ternate, "ucapnya.
Barang milik S juga di pesan dari Kota Manado, dan upaya bisnis ini kata M, ia mengetahuinya.
"Barang milik S saya tahu, sampai Polisi tangkap. Bukan saja S, tapi yang saya dapat info, bapaknya juga ikut, "ucapnya.
3. Cerita Peminum Miras

Miras juga merupakan salah satu kebutuhan bagi konsumen, yang dapat menggiurkan.
Meski begitu, Miras bisa menimbulkan segala bentuk tindak kriminalitas yang akan terjadi usai mengkomsumsinya.
Namun Miras juga bisa saja memberikan rasa penikmatnya, atas kegelisahan setelah di mengkomsumsi.
Hal itu diungkapkan seorang pemuda berinisial RI, saat berbincang dengan TribunTernate.com.
Yang mana ia mengaku, mengkomsumsi Miras sudah menjadi hal biasa.
"Sudah biasa, Miras sering saya konsumsi bersama teman-teman saat santai, "ucapnya.
Meski begitu, ia mengaku mengkonsumsi Miras tak belebihi dosis normal.
"Hanya sebatas hilangkan lelah, kalau yang lain, minum hingga tergelentar, ada juga yang sampai buat onar, "katanya.
Baca juga: Kodim 1512 Weda Halmahera Tengah Gagalkan Peredaran 100 Kantong Cap Tikus Siap Edar
Baca juga: Sekali Lagi, Penyelundupan Cap Tikus ke Ternate Digagalkan Polisi
Seraya mengakui, Miras memang menjadi akar dari segala kejahatan.
"Meski harganya terus naik, dari Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu per botol."
"Tapi begitu butuh, tetap saya beli untuk minum untuk hilangkan lelah, "ungkapnya. (*)
Ternate Darurat Miras! Bak Menangkap Asap, Perda Bakal Tak Berefek Jika Hanya Diberi Sanksi Ringan |
![]() |
---|
Semua Elemen Harus Terlibat Demi Berantas Miras di Ternate, Aturan dan Sanksi Jadi Payung Hukum |
![]() |
---|
Bak Dua Mata Koin, Ternate Butuh Perda dan Sanksi Demi Efek Jera Pengedar dan Konsumsi Miras |
![]() |
---|
Berikut Sejumlah Fakta Konsumsi Miras: Ingin Mabuk, Remaja 18 Tahun di Ternate Maling Kotak Amal |
![]() |
---|
Darurat! Hampir Setiap Hari Polisi di Ternate Razia Cap Tikus Hingga Miras Bermerk Asal China |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.