Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Banjir di Ternate

Cerita Abdul Haris saat Banjir Bandang Rua Ternate Maluku Utara: Teriakan Minta Tolong di Mana-mana

Abdul Haris Mahmud (62), salah satu korban selamat, menceritakan betapa mencekamnya saat bencana banjir tersebut terjadi

|
Kolase TribunTernate.com
BENCANA: Potret lokasi pasca banjir bandang Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara. Cerita Abdul Haris, korban selamat, Kamis (29/8/2024). 

Setelah berkumpul di ruang tengah, Haris mencoba membuka pintu depan dan terkejut ketika melihat semua pohon pisang di depan rumahnya tumbang sehingga sulit keluar. 

Sementara suara gemuruh karena batu besar yang terbawa arus banjir membuat situasi semakin kacau di luar.

Haris dan keluarganya kemudian mencoba keluar melalui pintu belakang, namun terhalang lumpur dan batu yang ternyata sudah mengepung rumah.

Dengan keberanian, Haris menceburkan diri ke dalam lumpur setinggi pinggang sambil membawa keponakannya untuk keluar dari rumah, lalu ia kembali untuk membantu cucu serta istrinya dengan cara yang sama. 

"Setelah kami berhasil mencapai jalan, ada tetangga yang segera mengevakuasi mereka ke puskesmas menggunakan mobil di subuh itu," lanjutnya.

Setelah berhasil menyelamatkan keluarganya, di tengah situasi yang kacau tersebut, Haris mendengar suara minta tolong dari berbagai arah.

Ia bersama beberapa orang lainnya kemudian berusaha menyelamatkan para warga yang masih terjebak di dalam rumah, termasuk Dewi Husen dan ketiga anaknya.

"Tiga anak Dewi berhasil diselamatkan lewat plafon rumah, suaminya membongkar atap untuk mengeluarkan mereka. Sementara Dewi terjepit kursi, tapi akhirnya berhasil dievakuasi," tambah Haris.

Terlihat rumah warga Kelurahan Rua yang rusak usai diterjang banjir bandang pagi tadi.
Terlihat rumah warga Kelurahan Rua yang rusak usai diterjang banjir bandang pagi tadi. (TribunTernate.com/Randi Basri)

Ketika pagi tiba dan langit mulai terang, Haris kembali ke rumahnya. untuk mengecek kondisi di sana.

Abdul Haris tertegun saat melihat ada dua batu besar berada tepat di depan pintu rumah, seolah-olah menghalangi lumpur masuk ke dalam. 

"Allah masih sayang sekali pada saya dan keluarga, karena batu besar itu seperti menjadi penghalang lumpur masuk ke dalam rumah saya," ujarnya dengan suara parau.

Banjir bandang ini meninggalkan luka mendalam bagi warga Kelurahan Rua, namun cerita yang dialami Abdul Haris serta warga lainnya menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan solidaritas di tengah bencana. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved