Maluku Utara
Neraca Perdagangan Maluku Utara Kembali Surplus pada Agustus 2024, Dorongan dari Ekspor yang Tinggi
Pada Agustus 2024, neraca perdagangan Maluku Utara mengalami surplus sebesar US$491,22 juta.
TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Utara mencatat kinerja perdagangan internasional surplus pada Agustus 2024, Rabu (18/9/2024).
Data resmi yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) BPS Maluku Utara, Nurhidayat Maskat, mengungkapkan bahwa sepanjang periode Januari-Agustus 2024, neraca perdagangan Maluku Utara mengalami surplus besar, yakni mencapai US$4.082,57 juta.
Surplus ini terutama didorong oleh kinerja ekspor yang jauh melampaui nilai impor di Malut.
Pada Agustus 2024, neraca perdagangan Maluku Utara mengalami surplus sebesar US$491,22 juta.
Ekspor Maluku Utara tercatat mencapai angka yang mengesankan, yakni US$812,12 juta, sedangkan impor jauh lebih rendah, hanya sebesar US$320,91 juta.
"Ini menunjukkan bahwa aktivitas perdagangan internasional Maluku Utara masih sangat dominan di sektor ekspor, terutama dari sektor komoditas unggulan yang menjadi andalan daerah ini," ujar Nurhidayat.
Pada periode ini, komoditas utama yang menjadi penyumbang terbesar ekspor Maluku Utara adalah hasil tambang, seperti nikel dan bijih logam lainnya.
Baca juga: Sinopsis Longlegs, Film Horor Agen FBI Cari Pelaku Pembunuh Pemuja Setan, Ada Plot Twist
Baca juga: Guardiola Sendiri Kaget Erling Haaland Segacor Ini, Bos Man City Jelang Lawan Inter: Saya Ga Sangka
Pertumbuhan industri pengolahan tambang di Maluku Utara terus memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah, terutama dalam menjaga stabilitas neraca perdagangan.
Namun, BPS mencatat adanya tren penurunan surplus sejak bulan April 2024.
"Meski surplus yang tercatat masih tinggi, ada tren penurunan pada neraca perdagangan kita sejak April 2024. Namun, secara keseluruhan, angka surplus masih menunjukkan performa yang signifikan," jelas Nurhidayat.
Penurunan ini dikarenakan beberapa faktor, di antaranya fluktuasi harga komoditas tambang di pasar internasional serta peningkatan impor barang modal untuk proyek-proyek infrastruktur besar.
Tren penurunan ini harus menjadi perhatian bagi para pemangku kepentingan di Maluku Utara.
Meski surplus masih menjadi sinyal positif, tantangan dalam menjaga stabilitas perdagangan jangka panjang harus diantisipasi dengan baik.
Upaya diversifikasi komoditas ekspor selain sektor tambang serta peningkatan daya saing produk lokal, menjadi penting untuk menghadapi ketidakpastian pasar global di masa depan.
Kondisi neraca perdagangan yang terus mencatatkan surplus memberikan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara.
Terlibat Kasus Korupsi Penanganan Covid-19, Direktur PT Hab Lautan Bangsa Diringkus Kejati Malut |
![]() |
---|
Legislator Gerindra Mislan Syarif Harap DBH Kabupaten Kepulauan Sula dan Taliabu Segera Dicairkan |
![]() |
---|
Dugaan Pencemaran di Teluk Weda, Anggota DPRD Maluku Utara Dorong Investigasi Independen |
![]() |
---|
Praktisi Dorong Pemprov Maluku Utara Perjuangkan RUU Masyarakat Hukum Adat |
![]() |
---|
Akses Utama Masyarakat, Pemprov Maluku Utara Didesak Tangani Longsor di Desa Gamsungi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.