Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pembunuhan di Haltim

Penghilangan Nyawa di Halmahera Timur: Keluarga Tiwi Tuntut Keadilan dan Hukuman Berat untuk Hanafi

Keluarga korban penghilangan nyawa pegawai Badan Pusat Statistik Halmahera Timur,  Tiwi, mendesak agar tersangka Hanafi dijatuhi hukuman maksimal

|
Penulis: Amri Bessy | Editor: Sitti Muthmainnah
Handover
HUKUMAN - Adik korban penghilangan nyawa Pegawai BPS Haltim, Karya Setya Mahendra saat ziarah ke makam Tiwi. Ia mengaku hingga kini masih sulit menerima kenyataan kehilangan satu-satunya kakak perempuan yang sangat ia cintai, dan meminta hukuman berat bagi Hanafi, Kamis (11/9/2025). 

TRIBUNTERNATE.COM, MABA – Keluarga korban penghilangan nyawa pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Halmahera Timur,  Tiwi, mendesak agar tersangka Hanafi dijatuhi hukuman maksimal atas perbuatannya.

Desakan ini disampaikan oleh adik korban, Karya Setya Mahendra, yang mengaku hingga kini masih sulit menerima kenyataan kehilangan satu-satunya kakak perempuan yang sangat ia cintai.

“Jika pemberkasan sudah tuntas, kami percaya hakim akan mengambil keputusan yang tidak hanya berpijak pada hukum, tapi juga pada nurani. Ini tentang nyawa manusia,” ujar Mahendra, Kamis (11/9/2025).

Baca juga: 2 Kepala Keluarga di Halmahera Selatan Bertahan Hidup dengan Tenda Kemensos

Sementara itu, berkas perkara tersangka Hanafi telah dilimpahkan tahap I ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Halmahera Timur.

Pelimpahan ini menandai bahwa proses hukum resmi memasuki tahap persidangan.

Dalam kasus ini, Hanafi dijerat dengan beberapa pasal yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, dan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang Penganiayaan yang Menyebabkan Kematian.

Mahendra meminta agar aparat penegak hukum menjalankan proses hukum secara profesional dan independen, tanpa intervensi dari pihak manapun.

“Kami hanya ingin keadilan ditegakkan. Kami ingin persidangan berjalan transparan dan tidak ada keberpihakan,” tegasnya.

Mahendra mengenang kakaknya sebagai pribadi yang ramah, peduli pada sesama, serta tekun dalam bekerja.

Baca juga: Bimtek BPOM Sofifi di Ternate Tekankan Bahaya Jamu Mengandung BKO

Menurutnya, almarhumah Tiwi memiliki cita-cita mulia yang kini tidak bisa diwujudkan akibat tindakan keji pelaku.

“Dia sering cerita tentang keinginannya membangun perpustakaan gratis di Halmahera Timur. Tapi semua kandas."

“Sejak dia dibunuh dengan sadis, saya benar-benar merasa kehilangan segalanya,” tutupnya dengan suara bergetar. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved