Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pemkab Halmahera Selatan

Penderita Stunting di Halmahera Selatan Masih Tinggi, Data Survei SKI 2024

Meski data Elektronik Pelaporan Penimbangan Berbasis Masyarakat (EPPBM), stunting alami penurunan 4 persen pada 2024 dengan jumlah 675 kasus

Penulis: Nurhidayat Hi Gani | Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Nurhidayat Hi Gani
PENANGANAN: Kepala DP3AKB Halmahera Selatan Karima Nazarudin saat bersedia diwawancarai awak media disela-sela kerjanya, Senin (17/11/2025). Di mana pada kesempatan itu ia mengaku bahwa penderita stunting masih tinggi, merujuk pada data survei SKI 2024 

Ringkasan Berita:1. Penderita stunting di Halmahera Selatan tercatat masih cukup tinggi berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI)
2. Pada 2024, stunting di Halmahera Selatan sebesar 32,3 persen 
3. Sementara data Elektronik Pelaporan Penimbangan Berbasis Masyarakat (EPPBM), stunting alami penurunan 4 persen pada 2024

TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Penderita stunting di Halmahera Selatan, Maluku Utara tercatat masih cukup tinggi.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), stunting di daerah berjuluk 'Bumi Saruma' ini sebesar 32,3 persen pada 2024.

Sementara data Elektronik Pelaporan Penimbangan Berbasis Masyarakat (EPPBM), stunting alami penurunan 4 persen pada 2024 dengan jumlah 675 kasus.

"Data tahun lalu itu ini menjadi acuan kami di tahun ini, "ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluaraga Berencana (DP3AKB) Halmahera Selatan Karima Nazarudin, Senin (17/11/2025).

Baca juga: 5 Prioritas Pembangunan Kesehatan di Halmahera Selatan

Karima menjelaskan bahwa ada perbedaan dalam penilaian stunting terhadap balita antara EPPBGN dan SKI.

Untuk EPPBGN, hanya melihat dari tinggi dan berat badan balita.

Sedangkan SKI, melihat dari berbagai aspek termasuk kelayakan rumah, sanitasi hingga sumber air yang dikonsumsi.

"Sehingga kalau EPPBGN itu (turun) 4 persen. SKI itu cukup tinggi, yaitu 32,3 persen. Tapi kita akan lihat lagi data terbaru pada akhir Desember 2025, "paparnya.

PENANGANAN: Kepala DP3AKB Halmahera Selatan Karima Nazarudin saat bersedia diwawancarai awak media disela-sela kerjanya, Senin (17/11/2025)
PENANGANAN: Kepala DP3AKB Halmahera Selatan Karima Nazarudin saat bersedia diwawancarai awak media disela-sela kerjanya, Senin (17/11/2025) (Tribunternate.com/Nurhidayat Hi Gani)

Dikatakan, harusnya penderita stunting di Halmahera Selatan pada 2024 turun 14 persen sesuai standar ditetapkan WHO (World Health Organization).

Akan tetapi target tersebut tak bisa dicapai dan angka penderita stunting masih di angka 32,3 persen.

"Kita belum bisa capai karena berbagai faktor, termasuk SDM dan tingkat ekonomi masyarakat. Ini juga mempengaruhi, "tuturnya.

Dilain sisi, standar penurunan penderita stunting di angka 14 persen dihitung satu periode.

"Di 2024 itu tahun akhir dari satu periode, tapi kita belum bisa dan penderita stunting masih di angka 32,3 persen, "tandasnya.

Stunting adalah

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan tinggi badan lebih rendah dari rata-rata anak seusianya.

Sumber: Tribun Ternate
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved