Virus Corona
WHO: Terlalu Dini untuk Mengklaim Dunia telah Menang Lawan Pandemi Covid-19
Direktur Jenderal WHO memperingatkan bahwa terlalu dini bagi negara-negara di dunia untuk menyatakan kemenangan atas Covid-19.
TRIBUNTERNATE.COM - Pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun.
Selama kurun waktu itu pula, segala upaya untuk memerangi pandemi Covid-19 dilakukan. Mulai dari penelitian, pengembangan vaksin dan obat, hingga pemberlakuan pembatasan untuk menekan laju penularan virus.
Namun, kurva pandemi Covid-19 di berbagai negara masih mengalami fluktuasi.
Meski demikian, sudah ada beberapa negara yang mulai melonggarkan pembatasan dan menyebut pandemi terkendali.
Hal ini pun mendapat sorotan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada Selasa (1/2/2022), Direktur Jenderal WHO memperingatkan bahwa terlalu dini bagi negara-negara di dunia untuk menyatakan kemenangan atas Covid-19 atau menghentikan upaya-upaya penekanan penularan.
"Masih terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, dikutip dari Straits Times.
"Virus ini berbahaya, dan terus berkembang di depan mata kita," lanjutnya.
Baca juga: Diperkirakan Lebih Menular, Sub-varian Omicron BA.2 telah Terdeteksi di 57 Negara
Baca juga: WHO: Omicron Bahaya bagi yang Belum Divaksinasi dan Bisa Timbulkan Varian Baru yang Lebih Ganas
Baca juga: Dirjen WHO: Dunia Bisa Mengakhiri Situasi Darurat Covid-19 di Tahun 2022, Ini Alasannya

Pernyataan Tedros ini muncul ketika Denmark menjadi negara Uni Eropa pertama yang mencabut semua pembatasan Covid-19 domestiknya meskipun ada rekor jumlah kasus varian Omicron yang lebih ringan, Selasa lalu.
Kemudian, sejumlah negara lain mempertimbangkan langkah serupa.
"Kami prihatin bahwa narasi yang berlaku di beberapa negara menyebut, berkat vaksin dan karena penularan Omicron yang tinggi serta tingkat keparahan yang lebih rendah, upaya pencegahan penularan Covid-19 sudah tidak mungkin lagi [dilakukan, red.], dan tidak lagi diperlukan," kata Tedros.
"Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran daripada narasi itu," tambahnya, menekankan bahwa "lebih banyak penularan Covid-19 berarti akan ada pula lebih banyak kematian."
Sementara itu, Kepala Badan Kesehatan PBB menunjukkan bahwa sejak Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika selatan 10 minggu lalu, hampir 90 juta kasus Covid-19 telah dilaporkan ke WHO, jumlah ini jauh lebih banyak daripada tahun 2020.
Dan sementara varian Covid-19 baru itu diketahui lebih ringan gejalanya, dia menekankan bahwa "kita sekarang mulai melihat adanya peningkatan kematian yang sangat mengkhawatirkan di sebagian besar wilayah dunia."
Baca juga: Pesawat Susi Air Dikeluarkan Paksa dari Hanggar Bandara Malinau, Ini Tanggapan Susi Pudjiastuti
Baca juga: Dirut Perumda Pasar Tangerang Mengundurkan Diri setelah Video Pamer Uang Viral
Baca juga: Tak Lagi Mirip Polisi, Seragam Baru Satpam Resmi Berubah Jadi Krem, Ini Alasan Polri Ubah Warna
Sejak Covid-19 pertama kali muncul di China pada akhir 2019, lebih dari 373 juta kasus yang dikonfirmasi dan hampir 5,7 juta kematian telah dilaporkan ke WHO.