DPRD Maluku Utara
3 Fraksi Walk Out Saat Paripurna Jawaban Pemerintah soal Rancangan APBD Induk 2026
Walk out dipicu interupsi anggota Fraksi Gerindra Nazlatan Ukhara Kasuba yang mempertanyakan ketidakhadiran Gubernur Maluku Utara Sherly Laos
Penulis: Sansul Sardi | Editor: Munawir Taoeda
Ringkasan Berita:1. 3 fraksi yakni Gerindra, Hanura dan Golkar melakukan walk out dari ruang sidang sejak awal paripurna
2. Walk out dipicu oleh interupsi anggota Fraksi Gerindra DPRD Maluku Utara Nazlatan Ukhara Kasuba
3. Gubernur Maluku Utara bukan sekadar simbol tetapi bentuk tanggung jawab moral terhadap kondisi fiskal daerah
TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Suasana rapat paripurna DPRD Maluku Utara kembali memanas saat pembacaan jawaban pemerintah daerah atas pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Nota Keuangan Rancangan APBD 2026, Rabu (22/10/2025).
Rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Maluku Utara Husni Bopeng itu baru saja dimulai ketika Wakil Gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe bersiap membacakan tanggapan pemerintah.
Namun belum sempat berlangsung lama, 3 fraksi yakni Gerindra, Hanura dan Golkar melakukan walk out dari ruang sidang.
Langkah tersebut dipicu interupsi anggota Fraksi Gerindra Nazlatan Ukhara Kasuba yang mempertanyakan ketidakhadiran Gubernur Maluku Utara Sherly Laos dalam sidang penting tersebut.
Baca juga: DPRD Halmahera Selatan Tak Persoalkan Pengurangan Pokir, Muslim Rakib: Konsekuensi Pemangkasan TKD
"Ini sudah tiga kali rapat paripurna penting soal APBD penyerahan dokumen RAPBD, penyampaian pandangan umum fraksi, dan sekarang jawaban pemerintah, tapi gubernur tidak pernah hadir, "ujar Nazlatan usai sidang.
Nazlatan menegaskan bahwa kehadiran gubernur bukan sekadar simbol, tetapi bentuk tanggung jawab moral terhadap kondisi fiskal daerah yang tengah menurun.
Ia juga menyoroti sikap pimpinan sidang yang menurutnya tidak memberikan ruang bagi fraksi untuk menyampaikan interupsi.
"Kami hanya ingin kejelasan, di mana posisi gubernur saat ini. Kalau pun berhalangan, sampaikan alasannya secara terbuka. Ini forum rakyat, bukan forum tertutup, "katanya.
"Tata tertib DPRD justru menjamin hak anggota untuk menyampaikan interupsi. Jadi kalau dilarang bicara, itu malah bertentangan dengan aturan, "lanjutnya.
Sementara itu, anggota Fraksi Hanura, Iswanto ST, menegaskan bahwa langkah walk out yang diambil fraksinya merupakan bentuk kekecewaan terhadap minimnya keseriusan pemerintah dalam proses pembahasan RAPBD.
"Ini bukan soal pengesahan, tapi soal proses. Kami ingin pemerintah hadir serius sejak awal karena yang dibahas adalah masa depan Maluku Utara, "tegasnya.
Ia juga menyinggung kondisi fiskal daerah yang terancam akibat pemangkasan transfer ke daerah (TKD) oleh pemerintah pusat sebesar Rp 700 miliar lebih pada 2026.
"Kapasitas fiskal kita kecil, sehingga pemangkasan sebesar itu akan sangat berpengaruh pada program pembangunan."
"Dalam situasi seperti ini, kehadiran Gubernur seharusnya menjadi bentuk tanggung jawab politik, bukan sekadar formalitas, "ujarnya.
Iswanto menambahkan, DPRD dan pemerintah memiliki tanggung jawab yang sama untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
| DPRD Maluku Utara Soroti RAPBD 2026: Tegaskan Keberpihakan ke Masyarakat |
|
|---|
| Fraksi Golkar Soroti APBD 2026 Maluku Utara: Dokumen Terlambat, TKD Turun Rp707 Miliar |
|
|---|
| Wakil Rakyat Taliabu Sindir Pemprov Maluku Utara: Kalau Tak Peduli, Lepaskan Saja Kami! |
|
|---|
| Anggota DPRD Maluku Utara Iswanto Ungkap Alasan Pembangunan Jalan di Pulau Taliabu Terhambat |
|
|---|
| Anggota DPRD Malut Iswanto Siap Perjuangkan Normalisasi Kali Mati di Kelurahan Kulaba TernateĀ |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.