Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pemkab Pulau Morotai

Ini Alasan Pemkab Morotai Ubah Skema Program Sekolah Unggulan Mendiang Benny Laos

Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, berencana mengembalikan 10 sekolah yang sebelumnya digabungkan ke Sekolah Unggulan

Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Sitti Muthmainnah
TribunTernate.com/Fizri Nurdin
PROGRAM - Usai diresmikan, SD Negeri Unggulan 10 Morotai, di Desa Hino Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai, dimana saat ini Pemkab Pulau Morotai berencana mengaktifkan kembali 10 sekolah di Morotai, Selasa (20/5/2025) 

TRIBUNTERNATE.COM, MOROTAI - Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, berencana mengembalikan 10 sekolah yang sebelumnya digabungkan ke Sekolah Unggulan.

Program sekolah unggulan ini merupakan program mendiang Benny Laos bersama wakilnya Asrul Padoma.

Di mana terdapat 3 sekolah yang digabungkan menjadi 1 sekolah dan dikategorikan sebagai sekolah unggulan.

Baca juga: Polisi Bakal Periksa Kepala Inspektorat Halmahera Selatan Terkait Pemukulan Demonstran

Namun pada masa pemerintahan Rusli Sibua dan Rio Christian Pawane ini, ada beberapa sekolah unggulan dianggap tidak efektif.

Sehingga sekitar 10 sekolah akan dipisah dan diaktifkan kembali.

Hal itu diutarakan Plt kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pulau Morotai, Hi Rajak Lotar, saat diwawancarai Tribunternate.com, di kantor Pemerintahan Terpadu Kabupaten Pulau Morotai, Selasa (20/5/2025).

Menurutnya, faktor dikembalikan sekolah tersebut, lantaran tingginya angka putus sekolah, karena sekolah unggulan jauh dari perkampungan.

"Ada 10 sekolah yang akan direncanakan dikembalikan. Ada beberapa faktor yang menjadi dasar. Yakni putus sekolah cukup tinggi, sebab jarak sekolah jauh kadang-kadang anak-anak malas ke sekolah dan itu faktor utama."

"Sebab dari dulu sudah terbiasa dengan sekolah di desa masing masing. Kemudian tiba-tiba dibuat kebijakan ungulan, dan beberapa sekolah yang agak jauh jaraknya. Contohnya di morotai selatan di desa pilowo ke dehegila cukup jauh jaraknya," jelasnya.

Kendala lainnya, lanjut Hi. Rajak,  masalah transportasi, sebab mobil yang digunakan untuk penjemputan sudah bermasalah, dan sekolah tidak mampu membiayai perbaikan.

"Makanya pak bupati revitalisasi sekolah unggulan itu. Tetapi induk sekolah unggulan tetap dipertahankan, kemudian faktor lain itu terkait jajan siswa cukup meningkat biasanya di desa Rp5 ribu ketika jaraknya jauh jadi jajan sekitar Rp20 ribu dalam satu kali ke sekolah satu hari," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, pengaktifan 10 sekolah dan pemindahan siswa akan dilakukan usai ujian nasional.

Baca juga: DPRD Taliabu Telusuri Pembayaran Utang MCK T.A 2023

"Dan itu sebenarnya di bulan april kemarin kita suda bergerak dikembalikan. Cuman menjelang ujian sehingga terkendala itu, dan mungkin akan dikembalikan setelah ujian atau selesai lebaran," ujarnya.

Untuk tenaga pengajar, sambung Rajak, para guru yang sebelumnya digabungkan ke Sekolah Unggulan akan kembali mengabdi sekolah sebelumnya.

"Kita akan kembalikan ulang sesuai tempat mengajar mereka masing-masing, yang mereka pernah bertugas,"pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved