Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

BPN Maluku utara

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Targetkan 90 Persen Tanah di Maluku Utara Bersertipikat pada 2028

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, berkomitmen mempercepat proses sertipikasi tanah

Penulis: Fizri Nurdin | Editor: Sitti Muthmainnah
Dok: Irin/FG Sherly Laos
SERTIPIKAT TANAH: Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, saat memimpin Rapat Koordinasi bersama Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, serta sejumlah kepala daerah dari Papua, Maluku, dan Maluku Utara, Sabtu (23/8/2025) di Hotel Bella Hotel Ternate. 

Menurutnya, percepatan sertipikasi tanah menjadi prioritas untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat, pemerintah daerah, maupun investor, sehingga konflik agraria dapat ditekan.

"Tanah itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Karena itu negara harus hadir memberikan kepastian hak atas tanah kepada masyarakat," tegasnya. (*)TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, berkomitmen mempercepat proses sertipikasi tanah di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Maluku.

Hal itu disampaikan Nusron dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi (Rakor) Pertanahan dan Tata Ruang bersama pemerintah daerah se-Malut dan Papua di Hotel Bela Ternate, di Kota Ternate, Sabtu (23/8/2025).

Nusron mengungkapkan, hingga saat ini masih terdapat sekitar 43,7 persen bidang tanah di Maluku Utara yang belum terdaftar.

"Baru sekitar 56 persen bidang tanah yang tersertipikat di Maluku Utara. Target kami, pada tahun 2028 minimal sudah mencapai 90 persen," ujar Nusron.

Ia menjelaskan, tahun ini pemerintah telah menyelesaikan sekitar 4.000 bidang tanah melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, mengusulkan agar ditambah 5.000 bidang lagi pada Oktober mendatang, dan Nusron berjanji akan memenuhinya.

Selain di Maluku Utara, Nusron juga menyebut percepatan sertipikasi akan dilakukan di Papua dan Papua Barat yang hingga kini masih banyak lahan belum terdaftar.

Menurutnya, percepatan sertipikasi tanah menjadi prioritas untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat, pemerintah daerah, maupun investor, sehingga konflik agraria dapat ditekan.

"Tanah itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Karena itu negara harus hadir memberikan kepastian hak atas tanah kepada masyarakat," tegasnya. (*)TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, berkomitmen mempercepat proses sertipikasi tanah di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Maluku.

Hal itu disampaikan Nusron dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi (Rakor) Pertanahan dan Tata Ruang bersama pemerintah daerah se-Malut dan Papua di Hotel Bela Ternate, di Kota Ternate, Sabtu (23/8/2025).

Nusron mengungkapkan, hingga saat ini masih terdapat sekitar 43,7 persen bidang tanah di Maluku Utara yang belum terdaftar.

"Baru sekitar 56 persen bidang tanah yang tersertipikat di Maluku Utara. Target kami, pada tahun 2028 minimal sudah mencapai 90 persen," ujar Nusron.

Ia menjelaskan, tahun ini pemerintah telah menyelesaikan sekitar 4.000 bidang tanah melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, mengusulkan agar ditambah 5.000 bidang lagi pada Oktober mendatang, dan Nusron berjanji akan memenuhinya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Ternate
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved