Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

DPRD Halmahera Selatan

Tuntut Pembangunan Jalan, Warga Tabangame Geruduk Kantor DPRD Halmahera Selatan

DPRD Halmahera Selatan juga harus ikut menyetujui pembangunan jalan Wayaua-Tabangme pada 2026 karena perannya cukup penting

Penulis: Nurhidayat Hi Gani | Editor: Munawir Taoeda
Tribunternate.com/Nurhidayat Hi Gani
TUNTUTAN: Puluhan warga Desa Tabangame, Kecamatan Bacan Timur Selatan, ketika berdemonstrasi di halaman Kantor DPRD Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (3/10/2025). 

Ringkasan Berita:1. Warga menuntut DPRD mendorong pembangunan jalan Wayaua-Tabangame sebagai program prioritas 2026
2. Desa Tabangame sebagai desa penghasil pisang terbesar di Halmahera Selatan membutuhkan jalan layak untuk distribusi hasil produksi
3. DPRD harus hadir memperjuangkan pembangunan ruas jalan dengan panjang kurang lebih 7 kilo meter

TRIBUNTERNATE.COM, BACAN - Puluhan warga Desa Tabangame, Kecamatan Bacan Timur Selatan lakukan aksi demonstrasi di halaman Kantor DPRD Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (3/11/2025).

Dalam aksi ini, warga menuntut DPRD mendorong pembangunan jalan Wayaua-Tabangame sebagai program prioritas pada tahun anggaran 2026.

Koordinator aksi, Sunarto M. Saleh, dalam orasinya mengatakan Tabangame sebagai desa penghasil pisang terbesar di Halmahera Selatan membutuhkan jalan layak untuk distribusi hasil produksi.

Karena itu DPRD harus hadir memperjuangkan pembangunan ruas jalan dengan panjang kurang lebih 7 kilo meter.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka Halaman 64: Kegiatan 4

"Kehadiran kami di Kantor DPRD, semata-mata meminta agar DPRD ikut menyetujui pembangunan jalan Wayaua-Tabangme di 2026 karena peran DPRD cukup penting, "ujarnya.

Massa aksi berhasil bertemu anggota DPRD Halmahera Selatan
Usai menyatakan tuntutan, massa aksi diperkenankan bertemu anggota DPRD Halmahera Selatan

Menurut dia, kondisi jalan Wayaua-Tabangame sudah rusak parah selama 23 tahun. Bahkan, ada warga yang meninggal dunia akibat jatuh dari kendaraan ketika melintas.

Selain itu, kondisi jalan tersebut juga membuat para pelajar kesulitan. Mereka kadang basah kuyup ketika berangkat ke sekolah yang berlokasi di Desa Wayaua lantaran melintasi sungai.

"Sudah puluhan tahun kami menanti pembangunan jalan layak. Anak-anak kami sengsaranya minta ampun, hanya untuk ke sekolah, "pungkasnya.

Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Halmahera Selatan Safri Talib memastikan pihaknya mengawal tuntutan yang dimaksud.

Bukan hanya bangun jalan, ruas Wayaua-Tabangame juga harus dibuat jembatan sehingga butuh anggaran cukup besar.

"Menurut Dinas PUPR, itu ada tiga jembatan. Ada satu jembatan yang panjannya 60 meter, butuh biaya Rp 40 miliar kalau dibangun menggunakan baja."

"Itu belum dua jembatan lain yang masing-masing panjangnya kurang lebih 15 meter, dan badan jalan kurang lebih tiga kilo meter," kata Safri saat bertemu dengan massa aksi di ruangan Banggar Kantor DPRD.

Lebih lanjut, politisi PKB ini mengatakan jalan Wayaua-Tabangame sebelumnya telah diprogramkan oleh pemerintah daerah pada tahun anggaran 2023-2024. 

Hanya saja, program itu tidak dilaksanakan dan DPRD tidak dapat informasi detail.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka Halaman 64: Kegiatan 4

Safri juga menegaskan bahwa pembangunan jalan Wayaua-Tabangame telah dijanjikan oleh Bupati Halmahera Selatan Bassam Kasuba ketika puluhan warga Tabangame demo do Kantor Bupati 29 Oktober 2025.

"Sesuai apa yang Bupati bilang bahwa 2026 diprogramkan dan itu prioritas. Jadi tinggal kami DPRD memastikan jalan Wayaua-Tabangame harus dilakukan."

"Kalau 2026 tidak dibuat, maka yang berbohong itu pemerintah daerah. Jadi Berikan kami DPRD waktu untuk ikut mengawal pembangunan jalan tersebut, "pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved