Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Terkini Internasional

Joe Biden Tak Menyesal Tarik Pasukan, AS Prediksi Afghanistan Dikuasai Taliban dalam 90 Hari

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dirinya tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan.

Jim WATSON / AFP
Presiden AS Joe Biden duduk di Oval Office saat dia menandatangani serangkaian perintah di Gedung Putih di Washington, DC, setelah dilantik di US Capitol pada Rabu, 20 Januari 2021. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dirinya tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pada awal Juli 2021 lalu, seluruh pasukan Amerika Serikat (AS) ditarik dari pangkalan militer utama mereka di Afghanistan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dirinya tidak menyesali keputusannya untuk menarik pasukan dari Afghanistan.

Sementara, gerilyawan Taliban terus semakin merajalela.

Dikutip TribunTernate.com dari BBC.com, Joe Biden mendesak para pemimpin Afghanistan untuk bersatu dan "berjuang untuk bangsa mereka."

Kampanye militer AS dimulai pada 2001 silam setelah terjadinya serangan terorisme 9/11 di Amerika - tetapi, sekarang sebagian besar pasukan asing di Afghanistan telah ditarik keluar.

Kelompok Taliban kini telah merebut sembilan dari 34 ibu kota provinsi di negara itu, dan mengancam lebih banyak wilayah lainnya.

Saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (10/8/2021), Joe Biden mengatakan AS memenuhi komitmen yang telah dibuatnya ke Afghanistan.

Misalnya, memberikan dukungan udara jarak dekat, membayar gaji militer, dan memasok pasukan Afghanistan dengan makanan dan peralatan.

Namun, Joe Biden berkata, "Mereka harus berjuang untuk diri mereka sendiri."

Baca juga: Krisis Iklim, PBB Peringatkan Manusia Timbulkan Dampak yang Tak Dapat Diubah Lagi bagi Bumi

Baca juga: Bencana Alam akibat Perubahan Iklim akan Jadi Tema Utama Laporan Sains PBB

Baca juga: WHO: Varian Delta Adalah Peringatan bahwa Covid-19 Terus Berkembang dan Terus Menular

Pasukan keamanan dan militia Afghanistan berjuang melawan Taliban, mereka berjaga-jaga di Distrik Enjil, Provinsi Herat.
Pasukan keamanan dan militia Afghanistan berjuang melawan Taliban, mereka berjaga-jaga di Distrik Enjil, Provinsi Herat. (AFP/Hoshang Hashimi via Al Jazeera)

Baca juga: Presiden AS Biden Minta Negara Bagian Beri Insentif Rp1,4 Juta untuk Setiap Orang yang Mau Divaksin

Baca juga: Kondisi Barcelona Pasca-Keluarnya Lionel Messi: Ruang Ganti Kacau, Harmoni Antar-Pemain Terganggu

Baca juga: Dokter di Tangerang Bakar Bengkel hingga 3 Orang Tewas: Kini Jadi Tersangka, Terancam Hukuman Mati

The Washington Post mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, mengatakan wilayah ibu kota negara Kabul bisa jatuh ke tangan Taliban dalam waktu 90 hari, berdasarkan penilaian militer AS.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut, lebih dari 1.000 warga sipil tewas di tengah pertempuran sengit antara Taliban dan pasukan pemerintah dalam sebulan terakhir.

Sementara, UNICEF ​​memperingatkan pada minggu ini bahwa kekejaman yang dilakukan terhadap anak-anak di Afghanistan "semakin tinggi dari hari ke hari".

Dalam kemajuan besar terbaru mereka, gerilyawan Taliban merebut tiga ibu kota provinsi dalam 24 jam, yakni Faizabad, Farah, dan Pul-e-Khumri.

Para pejabat mengatakan, pada Selasa pemberontak telah mengibarkan bendera mereka di alun-alun utama dan di kantor gubernur di Pul-e-Khumri, ibu kota Provinsi Baghlan, yang terletak sekitar 200 km (125 mil) dari Kabul.

Seorang jurnalis lokal dan anggota dewan provinsi mengatakan kepada BBC, kota barat Farah telah jatuh.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved